Berbicara di hadapan lautan pria dan wanita Muslim yang duduk di atas sajadah di depan Galeri Seni Vancouver, Imam Ali Meheri mengatakan, “Diperbolehkan untuk melaksakanakan sholat di jantung kota, menunjukkan bahwa kita telah diterima di negara Barat.”
Meheri, yang berkantor di Pusat Informasi Islam di Vancouver timur, mendorong kaum Muslim dari berbagai latar belakang kebangsaan yang datang ke Pameran Budaya Islam Kanada selama dua hari untuk “tidak mendengarkan para ekstremis” yang mengajarkan bahwa kaum Muslim terperangkap dalam konflik yang tak terhindarkan dengan Barat.
Saat beberapa pejalan kaki non-Muslim yang masuk ke halaman galeri seni untuk mengetahui acara apa yang sedang diselenggarakan, imam sholat berceramah tentang Islam sebagai sebuah agama yang tidak ada kewajiban atasnya, sebuah agama pilihan yang tidak dapat dipaksakan ke orang-orang.
Selain berhasil mengumpulkan 1.000 warga Muslim Vancouver, Pameran Budaya itu juga menawarkan stan makanan, kesenian, pertunjukan, dan peragaan Islam.
Beberapa tenda informasi juga didirikan untuk mendidik publik mengenai kedudukan wanita dalam Islam, menekankan sisi ilmiah Islam, membagi-bagikan Al Qur’an secara gratis, menjelaskan pengetahuan dasar tentang Islam, dan menekankan pendekatan Muslim kepada lingkungan.
Di stan yang didedikasikan khusus untuk wanita Muslim, Catherine Young, mualaf kelahiran Kanada, mencoba memperbaiki stereotype terbesar masyarakat Kanada tentang wanita Muslim yang menyebutkan bahwa jilbab yang mereka kenakan bersifat menindas, bahwa wanita Muslim dipaksa untuk menikah dan Nabi Muhammad menganiaya istri-istrinya.
Sembari menegaskan bahwa tidak ada satupun dari stereotype itu yang benar, Young dan koleganya juga memasang poster dan pamflet yang menggarisbawahi 10 kesalahpahaman terbesar tentang wanita Muslim.
Materi-materi yang dipublikasikan antara lain meluruskan kesalahpahaman bahwa pembunuhan demi kehormatan dibolehkan dalam Islam, bahwa poligami sangat dianjurkan, dan bahwa wanita tidak boleh memiliki karir di luar rumah atau berada dalam posisi sebagai pemimpin.
Selain itu, lusinan warga Muslim baik muda maupun tua berkumpul di sekitar sebuah tenda ekologi Islam, yang memungkinkan orang-orang untuk menyentuh ular atau kadal. Para sukarelawan di tenda tersebut menggalang sumbangan untuk melindungi hewan-hewan itu.
Stan ekologi, yang didirikan untuk menjelaskan pendekatan Islam terhadap lingkungan alamiah, mengatakan Al Qur’an mengajarkan bahwa penderitaan binatang harus diminimalisir, sumber daya alam harus dihemat pemakaiannya, daur ulang harus digalakkan, kesenjangan antara yang kaya dan miskin harus dipersempit, dan kekayaan ciptaan Allah tidak boleh dieksploitasi untuk memuaskan kepentingan pribadi.
Astrophysicist Universitas British Canada (UBC), Redouane Al Fakir, berdiri di dekat salah satu stan yang berisi komputer, teleskop, dan gambar-gambar dari ilmuwan Muslim terkenal dalam sejarah.
Sebagai direktur Institut Muhammad untuk Sains Luar Angkasa di kampus UBC, Al Fakir mengatakan organisasinya didedikasikan untuk memajukan astronomi, astrofisik, kosmologi, dan eksplorasi luar angkasa ke seluruh dunia Islam.
Karena Institut Muhammad bekerja secara global untuk mengembalikan kejayaan sains dan teknologi Islam, terutama sains luar angkasa, Al Fakir mengatakan tujuan utama dari jaringan ilmuwan yang telah ia kembangkan adalah untuk membantu negara-negara mayoritas Muslim mengirim sebuah roket ke luar angkasa pada tahun 2015. (rin/vs) Dikutip oleh www.suaramedia.com
0 ulasan:
Catat Ulasan