Presiden Ceko, Ramzan Kadyrov, memimpin acara pembukaan sebagai bagian dari kampanyenya untuk menanamkan nilai-nilai Islam di Republik Kaukasus Utara.
Pembukaan Universitas Islam Rusia yang diberi nama Kunta-Khadzhi, terletak di sebelah Masjid besar Grozny, dihadiri oleh sejumlah pemimpin Muslim dari Rusia dan negara-negara lain.
Upacara pembukaannya diawali dengan tarian tradisional Ceko di Masjid dan pembacaan doa. Kemudian dilanjutkan dengan sebuah pesan video dari Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin yang ditayangkan di sebuah layar lebar.
Para mahasiswa tingkat pertama di universitas itu menyaksikan ketika Kadyrov, ditemani dengan seorang ulama besar dari Rusia, Ravil Gainutdin, dan sejumlah pemimpin Muslim lainnya, memotong pita hijau dan menyatakan bahwa kampus telah diresmikan dan dibuka.
Mahasiswa dari universitas baru, yang tetap berada di bawah yurisdiksi Rusia, akan mempelajari ilmu Islam dan disiplin ilmu lainnya. Kurikulum yang diterapkan termasuk bahasa Rusia dan Ceko, sosiologi, studi politik, filsafat, dan bahasa Inggris.
Dalam dua tahun pertama para mahasiswa dapat mengambil kelas bahasa Arab untuk pemula yang mereka butuhkan untuk melanjutkan studi tentang Islam.
Para pengajar di universitas itu direkrut dari Universitas Al Azhar, Mesir, Universitas Asia Minor, dan Universitas Abu-Nour di Syria.
Upacara di Grozny itu dihadiri oleh sejumlah tamu, delegasi dari Dewan Ulama Rusia yang dipimpin oleh Ravil Gainutdin, pemimpin-pemimpin Muslim dari Republik Kaukasus Utara, Kazakhstan, Uzbekistan dan Belarusia, juga ulama-ulama dari Palestina, para utusan dari Malaysia, Turki, Kuwait, Yaman dan negara-negara Islam lainnya.
Rektor Universitas Islam, Abdul-Rahim Mutusev, mengatakan bahwa di tahun akademik 2009-2010 mereka berharap dapat menerima 300 mahasiswa.
“Saya sangat lega generasi muda kami kini memiliki kesempatan untuk mendapat pendidikan Islam. Saya rasa kami harus belajar di sini dan memperoleh sebuah pendidikan dan semua yang kami pelajari di sini akan kami ajarkan ke kaum muda. Terima kasih kepada pemimpin-pemimpin kami dan Presiden Kadyrov,” ujar salah satu mahasiswa, Inan Tsegoyev, dalam upacara pembukaan.
“Kami berharap dapat memperoleh pengetahuan, pendidikan yang baik, dan pada akhirnya sebuah pekerjaan yang bagus. Kemudian kami akan menyebarkan ilmu yang telah kami miliki,” ujar mahasiswa lain, Daoud Yunusov.
Universitas itu dibangun dengan dana yang dikumpulkan oleh Akhmad Kadyrov Fund, sebuah yayasan amal atas nama ayah Kadyrov, mantan presiden Ceko yang dibunuh dalam sebuah serangan bom lima tahun lalu.
Ramzan Kadyrov, mantan pemimpin milisi berusia 32 tahun yang memimpin Ceko dengan tangan besi, ingin mengembalikan Ceko kepada apa yang ia sebut sebagai “Islam yang sesungguhnya” dan kebiasaan-kebiasaan tradisionalnya. Ia juga mengatakan bahwa ia akan membasmi kelompok-kelompok Islam radikal tanpa ampun yang menurutnya bersalah atas ketidakmujuran rakyat Ceko tahun-tahun belakangan ini.
Dalam ambisinya untuk menanamkan nilai-nilai Islam di Ceko, Kadyrov telah melarang penjualan alkohol, menutup tempat-tempat judi, dan memerintahkan para wanita di kantor-kantor pemerintah, universitas, dan sekolah untuk mengenakan jilbab.
Salah satu wilayah paling padat penduduk di Kaukasus Utara yang didominasi Muslim, Ceko, mendeklarasikan kemerdekaannya setelah Uni Soviet runtuh tahun 1991 tapi kemudian diserang oleh pasukan Rusia dalam dua kali perang sejak pertengahan 1990an.
Amnesty International juga mencatat dalam laporannya mengenai Kaukasus, yang dipublikasikan hari Rabu, bahwa operasi pemberantasan terorisme yang dideklarasikan oleh pemerintah Rusia telah mengijinkan dilakukannya pelanggaran HAM oleh pasukan pemerintah di Ceko. (rin/wb/en/tn) Dikutip oleh www.suaramedia.com
0 ulasan:
Catat Ulasan