Penggabungan agama dengan seni membuat pameran itu diadakan pada waktu yang tepat, ketika kaum Muslim baru saja memulai Ramadhan. Lukisan, sketsa, dan ukiran tanah liat dipamerkan hingga tanggal 25 September.
Cheema, 37, dari Edmond mengatakan ia merasa terhormat diminta memajang hasil karyanya untuk “Pameran Seni dan Budaya Islam”. Ia mengatakan tidak dapat membayangkan karyanya tanpa komponen-komponen relijius.
“Saya ingin memiliki kenangan akan Tuhan,” ujarnya.
“Saya bisa menggambar pemandangan dan bunga-bunga, tapi saya juga ingin menggunakan referensi tentang keagungan Allah.”
Karya seni Cheema meliputi kaligrafi Arab, suatu bentuk seni yang disukai banyak seniman Muslim. Kaligrafi adalah salah satu bentuk seni tertinggi di dunia Arab, sebagian karena Muslim dilarang membuat seni yang menggambarkan manusia atau makhluk hidup.
Beberapa sumber mengatakan pelarangan ini dikarenakan penggambaran terhadap makhluk hidup akan berujung pada pemujaan.
Cheema mengatakan ia lahir di New Jersey dan dibesarkan di Florida. Merupakan keturunan Pakistan, Cheema mempelajari bahasa Arab ketika berusia empat tahun dan dapat membaca Al Qur’an di usia enam tahun.
Menggabungkan kecintaannya pada Allah dengan bakatnya di bidang seni adalah hal yang alami.
Cheema, seorang guru seni di Sekolah Mercy milik Masyarakat Islam Oklahoma, membawa beberapa hasil karya muridnya untuk dipamerkan. Beberapa murid mengilustrasikan banyak atribut Allah dalam karya seni mereka yang berjudul “99 Nama Tuhan yang Indah”.
“Dari keseluruhan pameran, saya rasa karya seni murid-murid ini adalah yang paling istimewa,” ujar Cheema.
Samir Hulseberg, seniman lain yang karya seninya juga dipajang dalam pameran tersebut, mengatakan ia belajar menulis Arab sekitar lima tahun lalu. Hulseberg, 32, mengatakan ia menggabungkan pengetahuan barunya dengan bakatnya dalam seni grafiti.
Ia juga mengatakan bahwa ia tidak menganut keyakinan apapun sebelum kemudian masuk Islam tahun 2003.
Seperti Cheema, ia mengatakan suka memperlihatkan referensinya tentang Tuhan melalui seni dan berharap dapat menginspirasi orang lain untuk mempelajari lebih jauh tentang Islam.
“Jika ada kesempatan untuk berbagi dengan orang lain mengenai apa itu Islam, saya akan melakukannya,” ujar Hulseberg.
Sementara itu, Irene Lam, pemilik Gold Dome, mengatakan sangat senang dengan hasil pembukaan pameran Islam tersebut.
“Misi kami adalah menciptakan kesadaran lintas budaya melalui komunikasi, pendidikan, dan karya seni,” ujarnya.
“Kami ingin belajar tentang satu sama lain, ini adalah cara yang paling lembut.” (rin/iqn) Dikutip oleh www.suaramedia.com
0 ulasan:
Catat Ulasan