Anggota parlemen Partai Gerakan Masa Depan, Ammar Houry, mengatakan pada New Television bahwa manajer perusahaan tersebut adalah pendukung kelompok oposisi Kristen, Gerakan Patriotik Bebas (Free Patriotic Movement – FPM) dan “sangat dekat dengan mereka, terutama dengan salah satu partai yang berada dalam blok ini.” Bassil, anggota FPM, segera membantah tuduhan Houry itu.
Jaksa penuntut umum Libanon minggu lalu memerintahkan penutupan sebuah perusahaan internet yang berbasis di Pegunungan Chouf, setelah ditemukan bahwa mereka memiliki hubungan dengan Israel.
Personel Kekuatan Bersenjata Libanon (Lebanese Armed Forces – LAF) merazia kantor perusahaan di Barouk minggu lalu dan menemukan servernya terhubung dengan satelit yang mengarah ke Israel.
Pihak yang berwenang menemukan peralatan yang terhubung dengan sebuah perusahaan internet yang mendistribusikan saluran internet di kawasan itu, termasuk Libanon, melalui Israel. Interogasi terhadap para karyawannya juga menunjukkan adanya hubungan ke Israel. Beberapa institusi pemerintah dilaporkan berlangganan pada perusahaan itu.
Houry juga menuduh perusahaan itu didirikan pada masa pemerintahan Emile Lahoud, dan bahwa mereka diijinkan untuk membuka lagi bisnisnya setelah dua hari.
Televisi Hizbulah Al Manar minggu lalu menuduh koneksi Israel pertama kali ditanam pada bulan April, namun mengatakan intervensi dari sebuah partai politik besar telah mencegah razia yang pertama. Kemungkinan ada beberapa perusahaan lain di Libanon yang melanggar larangan untuk berhubungan dengan Israel.
Beirut masih berada dalam keadaan perang dengan Tel Aviv, dan penduduk Libanon dilarang untuk menjalin kontak dengan warga Israel atau mengunjungi Israel.
Libanon telah menahan lusinan orang sejak bulan Januari atas kecurigaan menjadi mata-mata untuk Israel dalam sebuah kampanye tingkat tinggi untuk memberantas sel-sel spionase. Sekitar 40 dari orang-orang itu kini berada dalam tahanan.
“Mereka sedang menjalani proses interogasi dan rumah mereka digeledah,” kata seorang petugas yang menolak disebutkan namanya, ia menambahkan bahwa beberapa mata-mata tersebut ditangkap di kota Ghaziye, sebuah kota yang terletak di dekat pelabuhan Sidon, Libanon Selatan.
Tiga orang tersangka lainnya juga ditahan di desa Habboush, sebelah selatan Libanon. Menurut keterangan sejumlah petugas, tanda-tanda awal menunjukkan bahwa mereka bekerja sebagai mata-mata Israel.
Sedang dua orang pria Libanon dan satu orang warga Palestina ditangkap pada tanggal 25 April lalu atas dugaan melakukan tindak mata-mata untuk Israel, para petugas berwenang kemudian menghubungkan mereka dengan seorang petugas keamanan yang telah pensiun dan ditangkap atas tuduhan menjadi mata-mata Israel pada awal bulan April lalu.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada kepala pasukan keamanan, kolonel Wissam al-Hassan, menteri dalam negeri, Ziyad Baroud memuji dinas intelijen Libanon, ia menambahkan bahwa lingkaran mata-mata yang disebar oleh Mossad sudah mencapai tahapan profesional. (rin/ds/sm) Dikutip oleh www.suaramedia.com
0 ulasan:
Catat Ulasan