“Kami sedih melihat perpecahan selama bertahun-tahun di kalangan Muslim menjelang bulan Ramadhan dan Idul Adha,” ujar Alhaji Muhammad Sa’ad Abubakar, Sultan Sokoto, pemimpin tradisional dalam komunitas Muslim Nigeria.
“Islam adalah satu sehingga persatuan kami sebagai Muslim adalah sesuatu yang tidak dapat dinegosiasikan,” tekannya.
“Untuk alasan ini kami merasa Muslim Nigeria perlu berbicara dalam satu suara mengenai isu-isu penting yang menyangkut umat.”
Ia menyesal bahwa selama bertahun-tahun Muslim di bagian utara dan selatan Nigeria terpecah pada awal dan akhir bulan Ramadhan.
“Peristiwa tahun lalu sungguh memalukan.”
Tahun lalu, Markaz, pusat studi Islam terbesar di Nigeria dan institusi Muslim paling dihormati di wilayah selatan, mengumumkan dimulainya puasa berdasarkan prediksi meteorologis.
Sedangkan Muslim di utara memulai puasanya setelah melihat kemunculan bulan.
Abdullahi Shuaib, koordinator Konferensi Organisasi Islam (Conference of Islamic Organizations – CIO), mengatakan inisiatif baru ini melibatkan semua pihak yang peduli akan perpecahan tersebut dan mengakui pentingnya mengatasi persoalan ini.
“Setiap wilayah akan memiliki perwakilannya masing-masing, termasuk saudara-saudara Igbo kita dari wilayah tenggara.”
Sheikh Abeebullah Adam, direktur Markaz dan juru bicara Liga Imam dan Alfa dari barat daya Nigerida, sependapat.
“Setiap kita secara alamiah menyetujui ide persatuan Sultan karena itulah yang selama ini kita serukan,” ujarnya.
Sultan Sokoto secara otomatis merupakan Presiden Umum Dewan Agung Nigeria untuk Urusan Islam (Nigerian Spreme Council for Islamic Affairs – NSCIA), organisasi payung Muslim paling berpengaruh di negeri itu.
“Sebagai Muslim kita adalah saudara dan tidak ada yang dapat menghentikan kita untuk berbicara dengan satu suara dan saling menghormati.”
Keinginan tulus untuk menyatukan komunitas Muslim ini mengarah pada konsultasi dan pembentukan Forum Nasional Cendekiawan Islam.
“Kelompok ini bertanggung jawab mengatasi isu-isu pelik dan menghasilkan sebuah konsensus. Dan insya Allah kita akan dapat mewujudkan persatuan dengan adanya forum ini,” harap Sultan Abubakar.
Ia mengatakan sebuah komite yang terdiri atas para ahli juga telah dibentuk untuk menyampaikan strategi-strategi yang dapat memastikan Muslim Nigeria memulai dan mengakhiri puasa pada tanggal yang sama “menggunakan semua cara yang dibolehkan oleh Shariah.”
Shuaib, koordinator CIO dan juru bicara Forum, mengatakan mereka tidak mengesampingkan metode apapun untuk menentukan tanggal puasa.
“Penggunaan metode ilmiah maupun tradisional dengan melihat bulan akan diadopsi dengan menitikberatkan pada Shariah,” ujarnya.
“Komite memutuskan untuk merekomendasikan kepada Dewan Eksekutif Nasional NSCIA pembentukan empat pusat meteorologis di seluruh penjuru negeri baik di level regional maupun lokal untuk mencari dan memverifikasi penampakan bulan.”
Sheikh Adam, direktur Markaz dan juru bicara Liga Imam dan Alfa Nigeria Barat, sepakat.
“Saya adalah anggota sub-komite penampakan bulan, dan kami sedang bekerja untuk memastikan semuanya berjalan lancar tahun ini,” ujarnya.
“Kami harap dapat secepatnya mengirimkan hasil penemuan kami, sementara Sultan mengumumkan tanggal resminya untuk menghindari kebingungan.”
Sultan Sokoto secara tradisional dianggap sebagai pemimpin komunitas Muslim Nigeria, meskipun perbedaan dalam perayaan keagamaan dan ketegangan etnis lainnya telah membuat kepemimpinannya dipertanyakan selama bertahun-tahun.
Peran seremonialnya termasuk mengumumkan waktu-waktu hari besar keagamaan Muslim, seperti Ramadhan dan Idul Fitri. (rin/iol) Dikutip oleh www.suaramedia.com
0 ulasan:
Catat Ulasan