.: Anda Suka Blog Ini? :.
.: Komentar Warga FB :.
Jumaat, 18 September 2009
Warga Tolak Azan, Masjid Inggeris Terancam Tutup
Masjid St Mark's Road merupakan bekas toko makanan yang kini harus mengalami penutupan karena warga sekitar terganggu dengan suara adzan yang dikumandangkan ketika waktu sholat tiba. (SuaraMedia Newa)
Masjid St Mark's Road merupakan bekas toko makanan yang kini harus mengalami penutupan karena warga sekitar terganggu dengan suara adzan yang dikumandangkan ketika waktu sholat tiba. (SuaraMedia Newa)
MILLIFIELD, INGGRIS (SuaraMedia News) - Sebuah kelompok masyarakat Islam harus menemukan tempat ibadah baru setelah Masjid mereka sebelumnya telah dikenai kartu merah.
Komunitas Masyarakat Pakistan Sunderland mendirikan Masjid di St Mark's Road selama lebih dari empat tahun, dan berjuang untuk menjaga Masjid tersebut tetap terbuka.
Tapi para tetangga menyuarakan kemarahan mereka mengenai “kebisingan” di waktu adzan dan menyatakan jalan tersebut tidak cocok untuk lalu lintas tambahan yang dihasilkan oleh para jemaah yang membawa kendaraan pribadi mereka.
Para Perencana dari Dewan Sunderland setuju dan Masjid, yang juga mencakup sebuah pusat pendidikan dan sosial, pada awalnya ditolak untuk izin perencanaan retrospektif pada bulan Januari 2006.
Para jemaah membawa kasus mereka ke inspektur perencanaan nasional, tapi banding mereka ditolak juga.
Dewan mulai melakukan tindakan penegakan terhadap penggunaan yang tidak sah dari bangunan yang merupakan bekas toko makanan Asia.
Pengguna Masjid mengajukan banding terhadap tindakan penegakan hukum, namun kalah pada tahun 2008 dan masyarakat diberitahu harus mulai bergerak keluar dari sana pada bulan Maret tahun ini.
Namun, aplikasi perencanaan yang baru telah disampaikan dalam upaya untuk mengatasi masalah, yang menyebabkan kemarahan pengunjuk rasa.
Pemimpin Masjid itu mengatakan mereka telah mendapatkan sebuah properti di Chester Road sebagai perluasan bagi pusat tersebut dan halaman belakang dengan tiga tempat parkir yang disediakan untuk membantu meringankan masalah lalu lintas.
Namun nampaknya jalan keluar tersebut masih ditolak pihak perencana yang tidak senang dengan situasi parkir yang diajukan, dan merekomendasikan anggota dewan menolak untuk aplikasi sekali lagi.
Berbicara pada pertemuan komite perencanaan, Penentang Marjorie Matthews mengimbau anggota dewan untuk memberikan persetujuan untuk rekomendasi itu.
"Hal ini telah diseret sejak 2006 - berapa lama lagi itu akan berlangsung?”
"Banding itu sudah ditolak tiga kali dan para pembayar pajak yang harus membayar untuk semua permohonan ini."
Matthews mengatakan penduduk terganggu oleh suara dari sistem pengeras suara didirikan di Masjid.
Tetapi juru bicara dari Masjid mengatakan sistem speaker kecil tersebut mengeluarkan suara yang tidak lebih keras daripada televisi, dan mereka hanya menggunakan untuk melakukan panggilan sholat di Chester Road.
Dia menambahkan: "Masalah parkir mobil terus muncul setiap waktu, tetapi kami merasa itu tidak akan menjadi masalah karena jalan-jalan di sekitarnya sebagian besar tetap kosong."
Konselor Graeme Miller bertanya kepada perwakilan dari Masjid mengapa mereka tidak bisa menggunakan tempat ibadah besar yang sudah didirikan di Jalan Chester.
Mereka mengatakan bahwa seperti Kristen dan Yahudi, Islam memiliki sejumlah besar kelompok-kelompok keagamaan yang berbeda dan mereka yang menggunakan Masjid di Jalan Chester mempunyai keyakinan dan adat istiadat yang berbeda.
Tapi anggota dewan sekali lagi memerintahkan bahwa situs St Mark's Road tidak cocok untuk tempat ibadah apapun, dan dengan suara bulat menolak izin perencanaan.
Dewan berkata mereka sekarang berada dalam posisi untuk mengambil tindakan penegakan jika Masjid tersebut tidak berhenti beroperasi. (iw/se) Dikutip oleh www.suaramedia.com
Masjid St Mark's Road merupakan bekas toko makanan yang kini harus mengalami penutupan karena warga sekitar terganggu dengan suara adzan yang dikumandangkan ketika waktu sholat tiba. (SuaraMedia Newa)
MILLIFIELD, INGGRIS (SuaraMedia News) - Sebuah kelompok masyarakat Islam harus menemukan tempat ibadah baru setelah Masjid mereka sebelumnya telah dikenai kartu merah.
Komunitas Masyarakat Pakistan Sunderland mendirikan Masjid di St Mark's Road selama lebih dari empat tahun, dan berjuang untuk menjaga Masjid tersebut tetap terbuka.
Tapi para tetangga menyuarakan kemarahan mereka mengenai “kebisingan” di waktu adzan dan menyatakan jalan tersebut tidak cocok untuk lalu lintas tambahan yang dihasilkan oleh para jemaah yang membawa kendaraan pribadi mereka.
Para Perencana dari Dewan Sunderland setuju dan Masjid, yang juga mencakup sebuah pusat pendidikan dan sosial, pada awalnya ditolak untuk izin perencanaan retrospektif pada bulan Januari 2006.
Para jemaah membawa kasus mereka ke inspektur perencanaan nasional, tapi banding mereka ditolak juga.
Dewan mulai melakukan tindakan penegakan terhadap penggunaan yang tidak sah dari bangunan yang merupakan bekas toko makanan Asia.
Pengguna Masjid mengajukan banding terhadap tindakan penegakan hukum, namun kalah pada tahun 2008 dan masyarakat diberitahu harus mulai bergerak keluar dari sana pada bulan Maret tahun ini.
Namun, aplikasi perencanaan yang baru telah disampaikan dalam upaya untuk mengatasi masalah, yang menyebabkan kemarahan pengunjuk rasa.
Pemimpin Masjid itu mengatakan mereka telah mendapatkan sebuah properti di Chester Road sebagai perluasan bagi pusat tersebut dan halaman belakang dengan tiga tempat parkir yang disediakan untuk membantu meringankan masalah lalu lintas.
Namun nampaknya jalan keluar tersebut masih ditolak pihak perencana yang tidak senang dengan situasi parkir yang diajukan, dan merekomendasikan anggota dewan menolak untuk aplikasi sekali lagi.
Berbicara pada pertemuan komite perencanaan, Penentang Marjorie Matthews mengimbau anggota dewan untuk memberikan persetujuan untuk rekomendasi itu.
"Hal ini telah diseret sejak 2006 - berapa lama lagi itu akan berlangsung?”
"Banding itu sudah ditolak tiga kali dan para pembayar pajak yang harus membayar untuk semua permohonan ini."
Matthews mengatakan penduduk terganggu oleh suara dari sistem pengeras suara didirikan di Masjid.
Tetapi juru bicara dari Masjid mengatakan sistem speaker kecil tersebut mengeluarkan suara yang tidak lebih keras daripada televisi, dan mereka hanya menggunakan untuk melakukan panggilan sholat di Chester Road.
Dia menambahkan: "Masalah parkir mobil terus muncul setiap waktu, tetapi kami merasa itu tidak akan menjadi masalah karena jalan-jalan di sekitarnya sebagian besar tetap kosong."
Konselor Graeme Miller bertanya kepada perwakilan dari Masjid mengapa mereka tidak bisa menggunakan tempat ibadah besar yang sudah didirikan di Jalan Chester.
Mereka mengatakan bahwa seperti Kristen dan Yahudi, Islam memiliki sejumlah besar kelompok-kelompok keagamaan yang berbeda dan mereka yang menggunakan Masjid di Jalan Chester mempunyai keyakinan dan adat istiadat yang berbeda.
Tapi anggota dewan sekali lagi memerintahkan bahwa situs St Mark's Road tidak cocok untuk tempat ibadah apapun, dan dengan suara bulat menolak izin perencanaan.
Dewan berkata mereka sekarang berada dalam posisi untuk mengambil tindakan penegakan jika Masjid tersebut tidak berhenti beroperasi. (iw/se) Dikutip oleh www.suaramedia.com
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
0 ulasan:
Catat Ulasan