DIHQA setiap tahun memberikan penghargaan pada seorang figur Islam atas kontribusinya terhadap Islam, dengan sesi ke-13 tahun ini diberikan pada Dr. Hoffman.
Kompetisi Al Qur’an tersebut melibatkan 85 kontestan dari berbagai negara yang berkompetisi untuk memperoleh posisi 10 besar.
Menurut Ebrahim Bu Melha, Ketua DIHQA, Dr. Hoffman terpilih atas sejumlah kontribusi dan publikasinya mengenai Islam dan masuknya ia ke dalam agama Islam.
“Hoffman memenangkan penghargaan itu atas tulisannya yang menakjubkan dalam memperkenalkan ajaran Islam ke seluruh dunia dan atas pengabdiannya terhadap Islam dan Muslim,” situs resmi DIHQA melaporkan pernyataan ketua komite penyelenggara, Ebrahim Bu Melha.
Hoffman terlahir sebagai seorang Katolik pada tahun 1931 di Schaumburg, barat laut Jerman. Ia kemudian masuk Islam pada tahun 1980 setelah menyaksikan Perang Kemerdekaan Aljazair dan karena kesenangannya pada seni Islami. Dalam tulisan-tulisannya sendiri Dr. Hoffman menyebutkan tentang masuknya Ia ke dalam agama Islam dan saat-saat ia berada di Aljazair, “Saya menyaksikan kesabaran dan ketahanan rakyat Aljazair dalam menjalani penderitaan yang ekstrem, disiplin mereka yang luar biasa dalam bulan Ramadhan, keyakinan mereka akan kemenangan, juga rasa kemanusiaan mereka di tengah-tengah penderitaan.” Ia merasa bahwa agamalah yang membuat rakyat Aljazair seperti itu, sejak saat itu ia mulai mempelajari Al Qur’an. “Saya belum pernah berhenti membacanya, hingga hari ini,” ujarnya.
Posisinya sebagai seorang pejabat tinggi pemerintahan membuat kepindahannya ke Islam menjadi kontroversi. Sejak tahun 1961 hingga 1994, ia bekerja sebagai duta besar Jerman di Swiss, Perancis, Yugoslavia, Aljazairs, dan Maroko. Di awal karirnya, Hoffman bekerja sebagai seorang spesialis isu-isu pertahanan nuklir. Ia kemudian menjadi Direktur Informasi untuk NATO di Brussel dari tahun 1983 hingga 1987, lalu duta besar untuk Aljazairs sejak tahun 1987 hingga 1990, dan duta besar untuk Maroko dari tahun 1990 hingga 1994.
Hoffman telah menulis sejumlah buku termasuk “Kenangan Seorang Muslim Jerman” (1990), “Islam: Alternatif” (1992), “Perjalanan ke Makkah” (1996), “Islam” (2000), dan “Agama yang sedang Tumbuh: Islam di Milienium Ketiga” (2000), semuanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Ia juga telah menulis bermacam artikel tentang status mulia Islam di Barat, terutama di AS pasca Serangan 11 September.
Hoffman merupakan salah satu penandatangan A Common Word Between Us and You, sebuah surat terbuka oleh cendekiawan Islam kepada para pemimpin Kristen yang menyerukan perdamaian dan pemahaman.
Kini ia tinggal bersama istrinya yang keturunan Turki di Istanbul, Turki. Dr. Hoffman adalah anggota kehormatan dan penasihat untuk Dewan Pusat Muslim di Jerman. (rin/iqn/gn/gm) Dikutip oleh www.suaramedia.com
0 ulasan:
Catat Ulasan