“Kami merasa frustasi karena ini adalah masalah keluarga dari sebuah keluarga tertentu,” ujar Imam Tariq Rasheed, direktur Islamic Center Orlando, kepada Orlando Sentinel pada hari Minggu, 31 Agustus 2009.
“Bagaimana masalah ini digambarkan telah menghina Islam dan memberikan sebuah gambaran yang sangat negatif terhadap agama kami.”
Rifqa Mohamed Bary, 17, meninggalkan keluarga Muslimnya di Ohio pada bulan Juli dan pergi ke Orlando, di mana ia pindah ke agama Kristen.
Remaja keturunan Sri Lanka itu, yang kini tinggal bersama seorang pastor dan keluarganya, mengatakan bahwa ia tak akan kembali kepada keluarganya karena telah keluar dari Islam.
Ayah gadis itu mengatakan bahwa dia hanya menginginkan putrinya kembali ke rumah.
Kasus ini hanyalah salah satu contoh perang salib modern oleh evangelis Kristen di AS, dengan menggunakan modus kebebasan beragama sebagai strategi mereka.
Aktivis Kristen melobi agar gadis itu bisa tetap tinggal di Florida sembari menyebutkan contoh-contoh “pembunuhan” yang dilakukan dalam Islam sebagai upaya mereka menjauhkan Bary dari pelukan keluarganya.
Seorang hakim Florida mengatakan gadis itu akan tetap berada di tempat penampungan hingga sidang dengar pendapat tanggal 3 September mendatang.
Para pemimpin Muslim mentertawakan klaim aktivis Kristen bahwa Al Qur’an memperingatkan pembunuhan terhadap orang-orang yang murtad dari agama Islam.
“Tidak ada satu ayat pun dalam kitab suci Al Qur’an yang menghentikan seseorang memiliki kebebasan untuk memilih agamanya sendiri,” ujar Imam Rasheed.
“Tidak ada hukuman bagi mereka yang berpindah agama.”
Gwendolyn Zoharah Simmons, asisten profesor agama di Universitas Florida, sepakat.
Ia mengatakan bahwa non Muslim seringkali menghubungkan antara Jihad dengan hukuman mati bagi mereka yang meninggalkan Islam.
“Mereka berasumsi bahwa hukum dan Al Qur’an adalah sama, padahal tidak,” ujar Simmons.
“Al Qur’an lebih dari sebuah kitab hukum,” ujarnya.
Simmon berpendapat gadis remaja itu sendiri mungkin sedang bingung tentang perbedaan antara hukuman mati di bawah hukum Islam dan Jihad.
Kontroversi itu, yang diiringi dengan sebuah gerakan dari gereja evangelis di Gainesville untuk menempelkan sebuah pesan berbunyi “Islam Agama Setan” di kaus-kaus yang dikenakan oleh anak-anak sekolah, semakin mengobarkan sentimen anti-Muslim dan menyuburkan Islamophobia di seluruh negeri.
“Ini menjadi ketakutan yang tidak masuk akal di antara masyarakat yang tidak familiar dengan penyebaran agama damai ini.”
“Apa yang memalukan dari semua ini adalah ketika mereka yang seharusnya tahu lebih banyak, dan mereka yang menganut nilai-nilai yang berbeda, bersedia mengulang kembali stereotype itu dan mengobarkan api ketidakpedulian dan kekerasan.”
Ayah gadis tersebut mengatakan cobaan ini diawali dengan sebuah hadiah yang diberikannya pada sang putri musim gugur lalu – sebuah laptop.
Mohamed Bary mengatakan putrinya tidur sepanjang hari dan begadang semalam suntuk menjelajah internet. Rifqa menghilang pada tanggal 19 Juli dan kini tinggal di Orlando bersama seorang pastor dan keluarganya. Pemerintah setempat mengatakan remaja itu bertemu dengan sang pastor melalui kelompok doa online di Facebook.sumber: http://www.suaramedia.com/berita-dunia/dunia-islam/10226-murtadnya-muslim-as-bongkar-strategi-perang-salib-modern.html
0 ulasan:
Catat Ulasan