“Kami ingin Kanselir Merkel dan pemerintahan barunya memberi kami keadilan,” ujar Nadeem Elias, ketua Dewan Agung Muslim di Jerman, kepada IslamOnline.net pada hari Selasa, 29 September.
“Kami ingin merasakan ini sebagai sebuah pemerintahan bagi semua orang, tak peduli apa etnis, agama, dan budayanya. Semua orang harus merasa bahwa kepentingannya dilindungi oleh pemerintah.”
Merkel, 55, mengamankan masa jabatannya yang kedua kali setelah partainya, Partai Kristen Demokrat (CDU) dan Uni Sosial Kristen partai tersebut meraih 33.8% suara dalam pemilihan.
Kanselir konservatif ini, yang dianggap sebagai wanita paling berpengaruh oleh majalah Forbes, kini sedang mengusahakan sebuah koalisi tengah-kanan dengan Demokrat Bebas (FDP) yang pro-bisnis.
“Saya harap pemerintahan yang baru ini akan memberikan lebih banyak perhatian terhadap persoalan-persoalan Muslim dan mengaktifkan peran mereka dalam masyarakat,” ujar Ibrahim Al Zayyat, direktur Majelis Islam di Jerman.
Ia menambahkan bahwa kaum Muslim mengharapkan pemerintah dapat memberikan keadilan dan kesetaraan bagi mereka.
“Kami ingin kesempatan memperoleh kerja yang sama,” ujar Al Zayyat, beragumen bahwa sejumlah angkatan kerja tetap berada di luar jangkauan kaum Muslim karena mereka tidak memenuhi kualifikasi atau karena rasisme yang mereka alami.
Ia mengatakan bahwa pemerintah harus lebih memperhatikan untuk mempekerjakan kaum Muslim, terutama di institusi-institusi pemerintah.
Muslim di Jerman berjumlah sekitar empat juta, termasuk 220.000 di Berlin.
Para pemimpin Muslim juga berharap bahwa pemerintahan yang baru ini akan mengubah pendekatannya terhadap kaum Muslim.
“Muslim tidak boleh dilihat sebagai sebuah ancaman terhadap negara atau sumber destabilisasi,”ujar Elias, ketua Dewan Agung Muslim di Jerman.
“Pemerintah jangan hanya fokus untuk mengeluarkan sejumlah hukum yang membatasi hak-hak Muslim dan melanggar privasi mereka.”
Ia menyerukan sebuah pendekatan positif terhadap keberadaan Muslim di negara tersebut.
“Sebaliknya, pemerintah harus mencoba mengembangkan dan memanfaatkan potensi kaum Muslim untuk kemajuan Jerman.”
Elias yakin hal ini dapat diraih dengan menumbuhkan kesadaran kaum Muslim terhadap hak-hak sipil dan relijius mereka serta mengijinkan mereka untuk mempraktikkannya secara sejajar dengan warga negara lain.
“Kaum Muslim harus diberi lebih banyak ruang untuk terlibat secara sosial dan politik.”
Para pemimpin Muslim mendesak pemerintahan yang baru untuk mengakui Islam sebagai sebuah agama resmi negara.
“Kami juga ingin pemerintah memperlakukan Muslim sejajar dengan agama lain seperti Kristen dan Yahudi,” ujar Al Zayyat, direktur Majelis Islam di Jerman.
Hal ini termasuk sebuah mengakui Islam sebagai agama resmi negara, mengajarkan Islam di sekolah-sekolah, dan memberikan ruang udara bagi kaum Muslim di media Jerman.
Islam merupakan agama terbesar ketiga di Jerman setelah Kristen Protestan dan Katolik.
Al Zayyat mengatakan bahwa pemerintah harus mendorong pemerintah kota untuk memfasilitasi ijin pembangunan Masjid.
Membangun Masjid adalah sesuatu yang sangat sulit di Jerman dan di banyak negara Eropa lainnya dalam beberapa tahun belakangan ini karena adanya kampanye licik yang dilakukan oleh partai-partai sayap kanan.
Namun Maged el-Saeda, seorang imigran dari Lebanon, merasa skeptis bahwa pemerintahan yang baru ini akan memenuhi aspirasi warga Muslim.
“Saya harap pemerintah membuktikan bahwa saya salah dan mengadopsi kebijakan-kebijakan yang lebih positif terhadap kaum Muslim dan imigran,” ujarnya. (rin/io) Dikutip oleh www.suaramedia.com
0 ulasan:
Catat Ulasan