Israel menjadi marah besar dan melayangkan keluhan karena penulis Inggris tersebut menyangkal kebenaran peristiwa Holocaust.
Harian el Mundo berencana untuk menerbitkan wawancara dengan David Irving – yang pernah meringkuk di penjara Austria selama 13 bulan dan dinyatakan “bersalah” atas tuntutan tahun 2006 karena telah menyangkal bahwa Nazi pernah menghabisi 6 juta orang Yahudi – pada hari Sabtu mendatang.
Wawancara tersebut adalah bagian dari serangkaian wawancara dengan para pakar Perang Dunia II yang terdiri dari enam buah wawancara. Pelaksanaan wawancara dengan para pakar Perang Dunia II tersebut sengaja dibuat bertepatan dengan peringatan 70 tahun pecahnya Perang Dunia.
Pada hari Kamis, El Mundo mengatakan bahwa harian tersebut berkeinginan untuk mempublikasikan berbagai pandangan inovatif terhadap Perang Dunia II untuk peringatan tahun ini. Surat Kabar tersebut menampik tudingan Israel yang mendesak El Mundo dan mengatakan bahwa ini adalah sebuah kasus pengecualian dimana kebebasan menyampaikan pendapat harus dibatasi, demikian disampaikan oleh deputi editor El Mundo, Juan Carlos Laviana.
El Mundo mengatakan bahwa pemilihan Irving disebabkan karena dia menjadi pusat dari sebuah perdebatan luas mengenai kriminalisasi opini.
Duta besar Israel, Raphael Schultz, mengecam keras rencana surat kabar tersebut dan menyebutnya sebagai sebuah “penghinaan” terhadap para pembaca, para sejarawan, dan konsep dari kebebasan menyampaikan pendapat.
“Keputusan yang amat disayangkan untuk mewawancarai Irving tidak dapat dibenarkan atas nama kebebasan berekspresi,” kata Schultz.
Schultz merasa keberatan karena El Mundo memutuskan untuk menyertakan Irving dalam serangkaian wawancara yang juga melibatkan penulis biografi Hitler, Ian Kershaw, dan direktur museum holocaust Yad Vashem di Israel, Avner Shalev.
“Masalahnya bukan hanya polemik yang membuat orang tersinggung, namun juga kurangnya penilaian moral, historis dan etika dari orang-orang yang memutuskan untuk mewawancarai Irving bersama dengan para pakar sejarah,” tulis Schultz dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh surat kabar tersebut.
“Menempatkan (David) Irving pada posisi yang setara dengan para sejarawan dapat menciptakan sebuah kesan bahwa dia memiliki pandangan yang sama, tapi semua orang tahu bahwa David Irving tidak lebih dari seorang pria pembohong,” kata duta besar tersebut.
Dalam wawancara mendatang, Irving tidak menyangkal Holocaust, kata Laviana. Di sini justru ditekankan bahwa pihak sekutu telah bersalah karena “berpaling ke arah lain” dan mengabaikan genosida yang dilakukan Nazi, kata Laviana kepada Associated Press.
“Irving telah menjalani hukumannya di dalam penjara, kini dia adalah seorang pria yang bebas dan tidak tersangkut kasus hukum, dia terus melakukan penelitian perang, dan dia adalah seorang korban dari hukum anti-Nazi, dimana hukuman untuk Irving dipertanyakan di berbagai negara Eropa karena dipandang terlalu keras,” tambah Laviana.
Opini yang lebih kontroversial yang dimuat dalam wawancara El Mundo minggu ini sama sekali tidak memicu datangnya keluhan. Salah satunya adalah keterangan dari sejarawan Jerman, Jorg Friedrich yang menyebutkan bahwa serangan udara pihak sekutu terhadap warga sipil di Jerman berperan besar dalam pembunuhan Perang Dunia, kata Laviana.
Laviana mengatakan bahwa para anggota komite staf editorial El Mundo mendukung penuh keputusan untuk mepublikasikan wawancara Irving meski mendapatkan tentangan Israel. “Sebuah surat keluhan mengenai Irving juga kami terima dari (Avner) Shalev.”
“Yang coba kami lakukan dalam serangkaian wawancara untuk menandai peringatan ke 70 dari Perang Dunia, adalah mencari cara-cara yang paling inovatif dan mengejutkan mengenai perang besar tersebut,” katanya. Dengan wawancara tersebut, El Mundo juga akan mempublikasikan hal-hal yang menggugurkan sejumlah data yang sering disampaikan oleh Irving berkenaan dengan Holocaust.
Dengan berang, Schutz mengatakan bahwa orang-orang Spanyol hanya memiliki pengetahuan yang dangkal mengenai Perang Dunia – jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya – karena negara mereka tidak terlibat langsung di dalamnya. “Dan memberikan posisi kepada Irving sebagai sejarawan yang terpandang sama sekali tidak membantu (Spanyol).”
Ini merupakan yang kedua kalinya Israel terlibat perselisihan dengan organisasi pers asing. Kedua perselisihan tersebut hanya berselang beberapa hari.
Pada akhir bulan lalu, sebuah artikel yang dimuat oleh tabloid Swedia, Aftonbladet, menuliskan bahwa para pasukan Israel merampas organ-organ dalam dari jasad-jasad rakyat Palestina yang sudah tidak bernyawa. Israel langsung muntab dan meminta pemerintahan Swedia untuk mengecam pemberitaan tersebut, namun permintaan Israel tersebut ditolak mentah-mentah oleh Swedia, yang menyatakan bahwa pemberitaan di surat kabar tersebut adalah bagian dari kebebasan berekspresi. (dn/ap/gdn) Dikutip oleh www.suaramedia.com
0 ulasan:
Catat Ulasan