Al-Aqsa Foundation for Heritage and Waqf mengklaim bahwa Israel Antiquities Authority, bekerja sama dengan organisasi pemukim "Elad" telah menggali terowongan sepanjang 120 meter, dengan lebar 1,5 meter di bawah lingkungan Palestina, Silwan, di Yerusalem, menuju ke masjid.
Setiap hari terlihat truk yang membawa puing-puing dan pasir sebagai sisa-sisa dari penggalian, yang mengangkut timbunan ke tempat yang tidak diketahui keberadaannya, yayasan itu menyatakan.
Operasi yang telah berlangsung selama sekitar 40 tahun sejauh ini, dilaksanakan sesuai dengan keyakinan Yahudi bahwa di bawah Masjid Al-Aqsa, terdapat sebuah kerajaan kuno tersembunyi yang telah lama hilang.
Menurut organisasi itu, terowongan itu mulai di bawah Masjid di Silwan Ein, dan telah dilengkapi dengan lampu-lampu, tangga, dan besi beton untuk penguatan.
"Di antara risiko menggali terowongan itu adalah bahwa ia akan ditautkan ke sejumlah terowongan yang digali oleh Israel 40 tahun yang lalu di bawah kota Silwan dan terowongan lain yang digali di bawah Masjid Al-Aqsa," Al-Aqsa Foundation menyatakan dalam laporannya.
Organisasi Israel sudah memelihara jaringan terowongan di bawah Silwan, yang mereka percaya adalah situs benteng Raja Daud seperti di Al Kitab. Grup Elad juga mengubah situs itu menjadi daya tarik wisata yang disebut Kota Daud, di mana pengunjung dapat membayar untuk melakukan tur dan berjalan di bawah jalan-jalan Silwan.
Warga Palestina di Silwan khawatir tentang penggalian tersebut, yang mereka katakan telah menyebabkan jalan-jalan ambruk, dan rumah-rumah di wilayah tersebut, warga mengatakan, mengalami keretakan karena tanah yang kosong di bawahnya.
Masjid Al-Aqsa juga merupakan lokasi yang sangat sensitif. Diyakini sebagai lokasi di mana Nabi Muhammad naik ke surga selama Perjalanan Isra Mi’raj, Al-Aqsa adalah situs ketiga paling suci dalam Islam. Kompleks Al-Aqsa, dengan Masjid Qubba al Sakhrah, juga merupakan titik pusat kebanggaan nasional Palestina.
Kompleks tersebut menurut klaim Yahudi berada diatas Gunung Bait Suci, di mana Yahudi percaya bahwa Bait Suci pertama dan kedua diperkirakan berdiri. Lokasi ini sangat sensitif karena beberapa kelompok Yahudi ekstremis berusaha untuk melakukan pembongkaran terhadap masjid Al-Aqsa dan melakukan pembangunan "Bait Suci Ketiga."
Terungkapnya penggalian sebuah terowongan sepanjang Tembok Barat di bawah kompleks Al-Aqsa pada tahun 1996 menyebabkan serangkaian kerusuhan yang menewaskan 80 orang tewas.
Israel telah melakukan berbagai cara untuk merobohkan kompleks Masjid Al Aqsa. Pada bulan Maret lalu, sebuah perusahaan minuman keras milik Rezim Zionis Israel mencetak gambar-gambar Masjid al Aqsa dan Masjid Qubba al Sakhrah di botol minuman keras yang mereka produksi. Kebijakan provokatif itu dilakukan tanpa memperhatikan sentimen umat Islam di seluruh dunia. Hal tersebut dimaksudkan untuk merusak citra kedua situs suci umat Islam tersebut.
Mereka juga terus melakukan penggalian di bawah kompleks Al-Aqsa dengan dalih mencari tanda-tanda dari dugaan-adanya kuil Solomon. Penggalian tersebut mengancam kelangsungan berdirinya Masjid Al-Aqsa Masjid yang mungkin bisa roboh oleh gempa buatan ataupun gempa alami.
Jumlah penggalian ini mencapai lebih dari 60 terowongan, yang paling serius adalah terowongan bagian barat Masjid Aqsa yang terdiri dari dua lantai dan ruangan-ruangan bawah tanah. Imigran Israel menempatkan model-model dan ukiran-ukiran yang bersifat takhayul di dalam terowongan tersebut yang digunakan untuk menjelaskan sejarah yang mereka buat sendiri kepada turis-turis yang berkunjung.
Namun, rongrongan Israel terhadap keberlangsungan Al-Aqsa tidak mendapat perhatian dari masyarakat Islam dunia. Sheikh Muhammed Hussein, Kepala dari Dewan Mahkamah Agung Muslim yang mengawasi Haram al Sharif yang telah mendedikasikan dirinya sendiri untuk mengungkap skema Israel di Al-Quds, mengatakan bahwa Muslim seluruh dunia seharusnya menyadari bahwa peringatan-peringatan berulangnya bukanlah semata pernyataan yang berlebih-lebihan.
Organisasi Palestina menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera menghentikan proyek yang tentunya membawa efek bencana pada orang-orang yang tinggal di daerah dan kedua bangunan suci Islam tersebut. (iw/mn/kuna) dikutip oleh www.suaramedia.com
0 ulasan:
Catat Ulasan