.: Anda Suka Blog Ini? :.

.: Komentar Warga FB :.

Rabu, 19 Ogos 2009

Rusia Temui Bukti Sejarah Islam Di Tatarstan


Situs ditemukannya Masjid berusia 1000 tahun di Kazan oleh para arkeolog asal Rusia. (SuaraMedia News)

Situs ditemukannya Masjid berusia 1000 tahun di Kazan oleh para arkeolog asal Rusia. (SuaraMedia News)

KAZAN, TATARSTAN (SuaraMedia News) - Arkeolog Rusia berhasil menggali sebuah Masjid berusia 1000 tahun di Kazan, ibukota negara Republik Tatarstan, menunjukkan bahwa Islam telah berakar jauh sebelum periode yang diperkirakan para sejarawan.

Para ahli dari Rusia memberikan informasi mengenai hasil penelitian mereka yang telah berlangsung selama 11 tahun di istana Kremlin di Kazan. Menurut para ahli, merupakan sebuah sudut pandang yang keliru bahwa Islam muncul di Kazan dan kawasan tersebut setelah abad ke 15.

Mereka merujuk pada penemuan sebuah Masjid dari abad ke 10 sebagai bukti bahwa sudut pandang itu salah.

Arkeolog menemukan reruntuhan lain berupa bebatuan putih di dekat salah satu benteng kuno kota. Bangunan itu menghadap ke arah Mekkah, ujar para peneliti.

Menurut para ahli Rusia, kota Kazan telah ada sejak abad ke 10 namun dokumen-dokumen tertulis yang dimiliki kota ini berasal dari abad ke 15. Dalam periode tersebut, Kazan adalah ibukota “Kazan Khanate”. Kota ini berkembang setelah didirikannya Kazan Khanate.

Para ahli yang melakukan penelitian tersebut telah mengusung proyek khusus lain tahun 1994-2005 dan menemukan sebuah istana Kremlin berusia 1000 tahun.

Penyebaran Islam hingga ke kawasan Volga dilakukan dengan penuh damai. Beberapa ilmuwan (Marjani) mengaitkan awal dari proses tersebut dengan kekuasaan Khalif Mamun (813-833), yang lainnya (Fakhrutdinov) mengaitkan dengan periode Abd-Al-Malik bek Mardan (685-705). Ada kemungkinan kaum Bulgars yang datang ke Volga Tengah di akhir abad 9 hingga awal abad 10 sebagian besar adalah Muslim. Islam datang ke kawasan Volga dari Asia Tengah, terutama melalui perdagangan. Itu berarti, tradisi Muslim di kawasan Volga Tengah terbentuk di bawah pengaruh dasar sekolah-sekolah keagamaan, terutama mazhab Kafinit. Di tahun 922, di Bulgaria Volga, Islam diakui sebagai agama resmi negara.

Dengan penaklukan yang dilakukan Rusia di abad 16, rakyat Tatar kehilangan sebagian besar institusi relijius tradisionalnya. Di saat itu, ide tentang persatuan Tatar menjadi sangat penting, sehingga meningkatkan fungsi pemersatu Islam sebagai sebuah ideologi etnokonfesional. Tuntutan nasional dan relijius oleh pihak kerajaan dan pemuka-pemuka Orthodox menjadi alasan di balik beberapa pergolakan Muslim.

Dekrit Apolystic Synod mengenai “Kebebasan beragama” tahun 1773 dan Majelis Relijius Orenburg tahun 1788 menandai pengakuan resmi agama kaum Muslim. Di akhir abad 18-19, komunitas Tatar mulai membangun hubungan sosial baru. Namun pada tahap ini, pandangan baru, konsep dan norma hanya dapat dilihat secara Islam, yang menjadikan ide-ide reformasi agama dan Jadidisme sebagai bentuk pembaharuan intelektual yang paling dapat diterima. Islam adalah sebuah atribut penting kesadaran publik hingga tahun 1917. Kebijakan Soviet dalam hal itu ditentukan oleh Dekrit “Pemisahan negara dengan gereja” tahun 1918, terutama membatasi pengaruh relijius terhadap masyarakat. Di akhir tahun 1980an, hanya ada 18 komunitas Muslim di Tatarstan (dibandingkan dengan 1152 Masjid yang berfungsi di propinsi Kazan awal tahun 1920an).

Tahun 1990an, pengakuan relijius menjadi lebih aktif. Dewan Relijius Muslim (Muslim Religious Board – MRB) dibentuk tahun 1992. Konferensi Pemersatu Muslim Tatarstan tahun 1998 memilih ustadz Gusman Khazrat Iskhakov sebagai ketua mereka. Sebagai hasil dari kongres tersebut, Muslim Tatarstan telah mencapai kesatuan organisasional dan membuat sebuah Dewan Relijius Muslim Tatarstan sebagi badan pemersatu mereka.

Kecenderungan dari periode ini adalah pernyataan mengenai stabilitas antar agama dan pembentukan institut Muslim yang memudahkan interaksi badan-badan negara dengan ulama-ulama Muslim dan menormalisasikan kinerja organisasi relijius Muslim termasuk struktur MRB. MRB terdiri atas delapan departemen: pendidikan, ilmiah, statistik, propaganda, arsitektur, wakaf, pusat pers, dan hubugan internasional.

Kini, Tatarstan bersama dengan Dagestan dan Moskow sedang mempertimbangkan untuk memilih seorang pemimpin di kawasan federasi Rusia di antara sejumlah komunitas relijius fungsional.

Acara yang signifikan bagi Muslim Tatarstan adalah pembukaan Masjid Kul Sharif, Masjid terbesar di Eropa Timur, pada tanggal 24 Juni 2005 di Kazan. Lebih dari lima ribu umat datang dari seluruh kawasan Rusia dan 40 negara lebih. Juga hadir perwakilan PBB dan Dewan Eropa.

Proses penghidupan kembali umat Muslim tidak selalu dilakukan dengan penuh ketenangan. Masalah yang paling sulit adalah pertumbuhan aliran radikal yang bersembunyi di balik topeng Muslim dan merusak tradisi Islam yang sesungguhnya. Penyebaran Wahabisme di Rusia terutama adalah persoalan yang serius, karena aliran itu menghancurkan semua tradisi relijius dan nasional. Persoalan yang muncul dari penyebaran agama-agama semu itu terkait dengan pelatihan calon-calon ulama, terutama mereka yang menerima pendidikan agama di luar negeri.

Kebijakan pembangkitan dan pembangunan tradisi-tradisi nasional-relijius dilakukan demi stabilisasi situasi relijius di Rusia terutama di kawasan Islam tradisional. Kini, Tatarstan membentuk sistem pendidikan Muslim multi level. Sebelas insitusi pendidikan relijius profesional dengan berbagai level kerja didirikan di republik tersebut. Terdapat sekitar 110 pengajar bagi 500 murid. Semua pembangunan pendidikan diajukan dan diijinkan oleh Kementerian Pendidikan Republik Tatarstan. (rin/wb/ttr) Dikutip oleh www.suaramedia.com

0 ulasan:

FOM Ads
Photobucket



 

BICARA TINTA Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template