.: Anda Suka Blog Ini? :.

.: Komentar Warga FB :.

Khamis, 20 Ogos 2009

Robot Pemusnah AS


Seorang tentara AS di bidang robotik tengah mengembangkan robot untuk diterjunkan dalam medan tempur. (SuaraMedia News)

Seorang tentara AS di bidang robotik tengah mengembangkan robot untuk diterjunkan dalam medan tempur. (SuaraMedia News)

WASHINGTON (SuaraMedia News) – Robot bergerak di angkasa dan di darat layaknya senjata perang yang dapat berubah, dan militer AS tampaknya bersemangat untuk merekrut prajurit-prajurit baru yang tidak pernah tidur dan tidak pernah berdarah.

Robot-robot terbaru itu dipajang di sebuah pertunjukan industri minggu ini di sebuah lapangan udara angkatan laut di Maryland, dengan sebuah helikopter tanpa pilot yang menderu diatas kepala dan sebuah robot yang telihat seperti dalam film “Wall-E” di daratan yang sedang menjulurkan kepalanya untuk mengintip melalui sebuah jendela.

Helikopter tersebut, MQ-8B Fire Scout, bukanlah percobaan tentatif dan nanti dalam tahun ini akan beroperasi dari sebuah kapal angkatan laut, USS McInerney, untuk membantu melacak pengedar narkoba di bagian timur Samudara Pasifik, ujar pejabat.

Robot kecil yang kokoh yang mencari sebuah bangunan musuh itu disebut dengan Pakbot. Pakbot dapat memanjat keatas bebatuan, mengangkat bahan peledak dengan tangan mekanisnya dan menjinakannya sementara tentara dapat mengendalikannya dari jarak aman yang cukup jauh.

Ada sekitar 2.500 dari jenis robot tersebut di Irak dan Afganistan, dan sebuah versi yang lebih ringan, yang berbobot 6 kilogram telah tiba dan dapat dibawa di dalam sebuah tas ransel, menurut iRobot, perusahaan yang sama yang telah menjual robot penyedot debu untuk penduduk sipil, Roomba.

Demonstrasi kemampuan robot-robot tersebut pada hari Senin diadakan oleh kontraktor pertahanan dan angkatan laut AS, yang mengatakan mereka menginginkan untuk menghantarkan militer Amerika ke dalam sebuah era baru dimana pekerjaan yang membosankan, atau, sebaliknya yang sangat berresiko tinggi dapat diserahkan kepada robot-robot.

“Saya rasa kami mulai berada di sebuah revolusi ‘tanpa awak’,” Gary Kessler, yang mengawasi program penerbangan tanpa awak untuk Angkatan Laut dan Marinir AS berkata.

“Kami menghabiskan milyaran dolar untuk sistem tanpa awak ini.”

Kessler dan pejabat Pentagon lainnya membandingan robot-robot ini dengan pengenalan pesawat udara atau tank, sebuah teknologi yang secara dramatis mengubah strategi dan taktik.

Robot atau “sistem tanpa awak” sekarang ditempatkan sampai ribuan di Irak dan Afganistan, memata-matai dari angkasa selama berjam-jam, mencari-cari jebakan dan menembakan misil mematikan tanpa menyebabkan hidup tentara AS dalam bahaya.

Penggunaan robot dalam militer telah meledak dalam beberapa tahun belakangan ini seiring dengan meningkatnya teknologi, sementara Washington menghadapi sebuah musuh jenis baru yang membutuhkan kesabaran, pengawasan yang persisi.

Bulan lalu, militer AS mempublikasikan salah satu karyanya yaitu sebuah robot bernama Eatr yang menimbulkan spekulasi bahwa sebuah era ‘Terminator’ akan tiba. Eatr (Energetically Autonomous Tactical Robot) dikatakan mendapatkan bahan bakarnya dari mengkonsumsi materi “biomassa”. Masyarakat luas khawatir bahwa penemuan ini nantinya akan menjadi ‘Terminator’ yang akan mengunyah daging-daging tentara yang berjatuhan di medan perang, dan jika kehabisan ‘bangkai’ mereka mulai ‘membuat bangkai’ sendiri.

Pencipta robot ini mengatakan bahwa Eatr memang membutuhkan bahan bakar organik, namun tidak berarti harus daging. Robot ini dapat mengkonsumsi rumput dan pepohonan.

“Kami sangat mengerti bahwa masyrakat khawatir bahwa robot ini akan mengkonsumsi populasi manusia, namun itu bukan misi kami,” ujar Harry Schoell, kepala eksekutif dari Cyclone Power Technologies, salah satu dari perusahaan di balik mesin tersebut.

“Kami memfokuskan dengan mendemonstrasikan bahwa mesin ini dapat mengubah sumber daya alam yang dapat diperbaharui menjadi bahan bakar ‘hijau’. Aplikasi komersil untuk teknologi ramah-lingkungan ini juga sangat luas.”

Proyek pengembangan robot yang dimulai pada 2003 ini didanai oleh Pentagon. Saat dibuka untuk publik, robot ini masih dalam tahap percobaan. Selain Pentagon, Defence Advanced Research Projects Agency (Darpa) milik militer AS juga membantu mendorong proyek ini.

Pejabat AS berharap bahwa mesin bertenaga uap ini dapat digunakan oleh militer untuk menciptakan sebuah robot yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sendiri selama berbulan-bulan.

Versi pertama dari Eatr mendapatkan tenaga dari ranting-ranting pohon, potongan kayu dan material berbasis tumbuhan lainnya. Bahan-bahan ini kemudian diberikan pada mesin tersebut yang kemudian membakarnya dan menjadikannya sebagai bahan bakar.

Salah seorang penemu lain yang ikut bekerja sama dalam menciptakan Eatr, Dr. Robert Finklestein dari Robotic Technology Inc. (RTI) mengatakan bahwa Eatr memiliki sistem built-in yang dapat mengenali apakah materi tersebut merupakan materi dari hewan, tanaman atau mineral.

“jika tidak ada dalam menu, maka tidak akan dimakan.” Ujar Finklestein.

Eatr juga dapat menggunakan bahan bakar konvensional lainnya seperti bensin, diesel, ataupun minyak goreng, untuk tetap hidup. Namun kelompok penemunya berkata itu adalah ilegal menciptakan sebuah robot yang menggunakan bangkai sebagai bahan bakar.

Selain AS, Israel juga dikenal sebagai negara yang getol menciptakan robot sebagai bagian dari militer mereka, meski disayangkan seringkali robot-robot tersebut disalahgunakan. (iw/dt/gd) Dikutip oleh www.suaramedia.com

0 ulasan:

FOM Ads
Photobucket



 

BICARA TINTA Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template