.: Anda Suka Blog Ini? :.

.: Komentar Warga FB :.

Sabtu, 8 Ogos 2009

Benarkah Kematian Nordin Mat Top?!!


Foto Noordin M Top saat menjadi buronan polisi tanah air karena dituduh sebagai otak peledakan JW Merriott dan Ritz Carlton beberapa waktu lalu. (SuaraMedia News)


Temanggung (SuaraMedia News) - Sekitar 17 jam Densus 88 mengepung rumah persembunyian Noordin M Top. Teroris kakap ini pun akhirnya tewas setelah dibombardir tembakan dan bom. Yang menarik, meski dalam kondisi terjepit, sampai akhir hayatnya warga Malaysia ini tidak bersedia menyerahkan diri.

Noordin memilih tewas di tempat pertahanan terakhirnya, kamar mandi rumah milik pensiunan guru, Mohzari, yang berlokasi di Desa Beji, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Polisi memastikan murid kesayangan Dr Azahari ini tewas pada pukul 09.57 WIB.

Saat dikepung sejak pukul 16.00 WIB, Jumat 7 Agustus 2009 hingga pukul 07.00 WIB, Sabtu 8 Agustus 2009, Noordin yang seorang diri di rumah itu masih melakukan perlawanan. Dia masih bisa membalas serangan yang dilancarkan Densus.

Pukul 08.12 WIB, polisi masih memberikan peringatan kepada Noordin. "Kepada yang ada di dalam harap keluar dan menyerah," teriak petugas. Namun teriakan petugas tidak direspons Noordin. Meski tidak ada sahutan, polisi tetap waspada karean dikhawatirkan hal itu hanya tipu muslihat Noordin.

Polisi menduga Noordin membawa bom. Selama ini Noordin memang terbiasa mengenakan rompi yang berisi bahan peledak.

Perhitungan polisi tepat, sekitar lima menit kemudian, pukul 08.17 WIB, dari arah kamar mandi terdengar rintihan kesakitan di dalam kamar mandi. Polisi kemudian memfokuskan perhatian pada bagian kamar mandi ini. Seluruh moncong senjata diarahkan ke titik ini.

Pukul 08.24 WIB, dari laporan, polisi kembali meminta Noordin menyerah, tapi tidak ada tanda-tanda gembong teroris ini akan menyerah. Berondongan kembali terjadi, hanya selang beberapa detik, peluru kembali dimuntahkan.

Tiga menit kemudian, petugas meminta orang yang berada di kamar mandi menyebutkan namanya. "Siapa yang ada di dalam," teriak petugas. Dari dalam terdengar pengakuan sahutan, "Noordin." Meski begitu Noordin juga tidak menyatakan menyerahkan diri.

Untuk melumpuhkan Noordin, polisi akhirnya menyiapkan bom berdaya ledak rendah yang kelima. Namun Noordin belum juga menyarah. Polisi kemudian memberondongkan tembakan. Pukul 09.37 WIB, polisi berhasil masuk ke dalam rumah dan kembali memuntahkan peluru.

Saat itu sudah tidak terdengar suara dan perlawanan lagi, Noordin dipastikan tewas pukul 09.57 WIB.

Meski belum bisa dipastikan, kabar tewasnya Noordin M Top terus berembus kencang. Namun Noordin diyakini tidak tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian di Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, itu.

Hal itu ditegaskan pengamat terorisme Al Chaidar saat dikonfirmasi, Sabtu (8/8/2009), terkait dugaan kematian Noordin dalam penyergapan yang dilakukan aparat selama hampir 18 jam itu.

"Polisi hanya merekayasa kalau itu adalah Noordin M Top supaya negara ini dibilang bukan negara teroris," ujarnya mantap.

Al Chaidar menambahkan, kemungkinan Noordin tewas dalam penggerebekan itu sangat kecil. Pasalnya, ciri-ciri yang disiarkan oleh media massa bukan ciri-ciri Noordin yang sudah banyak diketahui.

"Biasanya Noordin itu selalu memakai jaket yang didalamnya dillit bom. Maka dari itu saya kurang menyakini akan yang meninggal di Temanggung itu adalah Noordin," pungkasnya.

Sementara itu, Meski diyakini Noordin M Top sudah tewas, belum tentu aksi pemboman di Indonesia berakhir. Tewasnya Noordin justru menjadi pekerjaan rumah baru bagi aparat kepolisian.

Hal tersebut disampaikan pengamat militer dan Intelijen Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, melalui telepon kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (8/8/2009).

"Seandainya Noordin benar telah tewas, maka pekerjaan rumah terbesar polisi saat ini adalah memperbaiki kelemahan intelejen dalam hal cegah dan tangkal terorisme," ungkap Andy.

Masalah besar polisi, lanjutnya, ialah bagaimana mereka bisa mengantisipasi serangan berikutnya. Ini terlepas dari prestasi polisi yang memang berhasil menggerebek kelompok teroris seperti di Cilacap dan Palembang.

Kalau cegah tangkal bisa dilakukan secara cepat, maka strategi antiterorisme akan berhasil.

"Saya melihat teroris masih bisa melakukan serangan berikutnya untuk menunjukkan bahwa mereka masih ada. Boleh saja polisi saat ini melumpuhkan Noordin, tapi intelijen tetap tidak boleh mundur dan lengah," tuturnya.

Jaringan kelompok Noordin yang masih ada kemungkinan akan mencari sosok pemimpin baru yang bisa berperan seperti Noordin. Mereka akan mencari pemimpin yang bisa memberikan motivasi politik untuk bergerak dan mempengaruhi orang untuk meyakini bahwa yang dilakukan itu benar.

Hal semacam itu juga terjadi setelah Dr Azhari tewas. Kelompoknya tetap bisa melakukan serangan meskipun Azhari tewas. Jangan lupa, saat ini kelompok Burhanudin masih ada.

sumber: http://www.suaramedia.com

0 ulasan:

FOM Ads
Photobucket



 

BICARA TINTA Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template